Selasa, 15 Juni 2010

The Wisdom of Women


Buku ini menceritakan kisah nyata dari perempuan-perempuan yang mampu memberikan inspirasi tentang makna kekuatan dan keikhlasan dalam menjalankan berbagai ujian hidup. Pengalaman seringkali memberikan pelajaran yang lebih berharga dan menggetarkan dari segala teori.


Ada kisah yang diungkapkan Masniani Siregar yang mendapat cobaan empat dari enam anaknya mengalami tuna rungu. Namun beliau tidah patah semangat. Beliau berusaha mendidik mereka dengan baik, mengajak bicara dengan sejelas-jelasnya gerakan bibir dan dengan bantuan cermin. Mengajak ke pantai untuk berlatih meneriakkan huruf vocal agar memudahkan bicara. Sejak kecil mereka dibiasakan mandiri, dan punya tugas masing-masing dalam membantu kebersihan rumah. Beliau sangat bersyukur karena keempat anaknya yang tuna rungu bisa mandiri. anak pertama dan ketiga walau tidak kuliah tapi ikut kursus. Anak pertama bekerja honorer di bagian cash register suatu perusahaan. Anak ketiga mengajar kursus computer. Anak keempat mengaktifkan diri dengan berbagai kegiatan antara lain mengaji, menari, belajar menyanyi, harmonica, menabuh drum, mayoret. Dia mampu menyelesaikan kuliah Teknik Arsitektur di Universitas Mercu Buana dengan predikat cumlaude dan mendapat beasiswa S2 jurusan desain interior di ITB. saat ini mengajar di Universitas Mercu Buana dan mengelola yayasan Sehjira (memberi beasiswa bagi anak-anak tuna rungu yang kurang mampu, pengenalan bahasa isyarat, pelatihan kemandirian, penyaluran tenaga kerja, dan lainnya). Anaknya yang bungsu setelah sekolah SLB melanjutkan ke SMP umum, ia lulus S1 Komputer. Setelah menikah membuka sulam pita dirumahnya.


Kisah yang dituturkan oleh Saenah, seorang Ibu yang kehilangan kedua bayi dan rahimnya. Awal kondisi kehamilannya dinyatakan baik-baik saja. Saat menjelang kelahiran sempat mengalami kesullitan mengejan, tapi akhirnya mampu lahir sehat. Namun saat bayinya berusia tiga bulan mulai mengalami sesak nafas, dan akhirnya meninggal. Kehamilan kedua setiap kali diperiksa kondisi ibu dan bayi sehat. Menjelang kelahiran beliau merasakan sakit yang luar biasa pada bagian pinggang. Beliau dibawa ke tempat bersalin yang tidak jauh dari desa, namun hingga esok pagi, bayi tak kunjung lahir, sementara sakit tidak tertahankan. Akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit, dan langsung dimasukkan ke UGD. Ternyata beliau harus melahirkan dengan cara di operasi caesar. Dua hari setelah menjalani operasi beliau siuman dan mengetahui bahwa bayinya sudah meninggal. Selain itu rahimnya harus diangkat, karena mengalami kerusakan parah, akibat menyimpan bayi yang sudah wafat terlalu lama. Hingga terjadi pendarahan parah dan batang rahimnya patah. Kekecewaan dan rasa sedih berlarut-larut sempat menghinggapi, namun kekuatan cinta kepada Allah melahirkan semangat keikhlasan dalam hatinya. Beliau percaya bahwa kedua buah hatinya senantiasa menunggu dan kelak akan menghantarkannya ke surga.


Kisah dari Yayah Komariah saat mulai merintis Homeschooling. Kisah ini bermula ketika anak sulungnya tidak diterima di SDIT karena dikhawatirkan tidak mampu membayar biayanya, padahal tesnya sudah lulus. Berdasarkan latar belakang mengajar selama 8 tahun, dan tiga kali membuat SDIT, akhirnya terpikir memulai usaha homeschooling. Tempat belajar berpindah-pindah, kadang di taman, perpustakaan, dirumah beliau, atau rumah orang tua murid yang dititipkan kepadanya. Soal-soal dikaji dari SDIT, internet, dan dari luar negeri. Homeschooling tersebut memakai kurikulum Diknas. Beliau terus mencari tentang kemungkinan lulusan homeschooling nantinya bisa belajar ke luar negeri. Beliau ke Edu-World, ke British Council dan lainnya.

Beliau membuat sudut pelajaran di ruang tamu. Ada sudut matematika, bahasa, sains, kertakes. Sudut bahasa, melengkapi atau membuat kalimat memakai kertas-kertas. Matematika memakai lingkaran variasi. Sudut Sains ada media menarik untuk belajar. Saat belajar tentang transportasi, anak-anak diajak naik kendaraan umum, dikenalkan tentang terminal, loket, tiket, stasiun secara langsung disertai dengan doa sebelum berangkat dan saat pulang. Esoknya, mereka membuat tiruan alat transportasi dengan botol air mineral, stik eskrim, dan lilin. Guru pengajarnya bukan hanya beliau. Ketika ada orang tua murid yang tahfidz dan sirahnya bagus, diajak sekalian untuk mengajar. Ada juga kakek dan nenek murid yang punya hobi berkebun. Sewaktu diajak mengajar mereka antusias, ketika datang kesana, tenyata mereka telah menyiapkan pot lengkap dengan bibit pohon dan sebagainya. Kemudian masing-masing pot yang telah ditanami itu dibawa pulang anak-anak. Beliau merasa sedih ketika ada yang menanyakan legalitas. Namun kini Undang-undang mengakui bahwa homeschooling legal. Bersama organisasi Asahpena (diketuai tokoh pendidikan anak Kak Seto), kini mulai diupayakan agar di Indonesia, ujian bagi murid Homeschooling ketika akan masuk sekolah formal tidak disamakan dengan sekolah formal atau kejar paket tapi dibuat ujian tersendiri.


Dan masih ada 24 kisah lain yang mampu memberikan inspirasi bagi kita, antara lain kisah Septi Peni Wulandari yang menemukan metode Jarimatika. Kiswanti seorang lulusan SD yang membuka taman bacaan dan perpustakaan keliling. Andriana S. Ginanjar seorang pendiri Sekolah untuk anak-anak autisme. Perjalanan Tri Handayani menghadapi kanker otak, walaupun mengalami berbagai kekurangan fisik namun diberi banyak kenikmatan. Azizah, Ibunda Meila Mahasiswa yang wafat di tengah semangatnya berdakwah. Euis Yulia Sulastri, yang berjuang membesarkan adik-adiknya setelah ayah dan ibunya wafat. Dan kisah lainnya yang mampu memberikan inspirasi bagi kita dan mengingatkan untuk selalu mensyukuri segala kenikmatan yang telah Allah berikan. Walaupun cobaan datang silih berganti, namun selalu ada hikmah yang tersimpan didalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar